Berada di Ujung Selatan Dunia, Suku Maori, New Zealand merupakan Keluarga Austronesia Kita yang Mulai Banyak Memeluk Agama Islam

On

Maqna.id - The Nusantara World & Al Jazeera TV - Ramadan North (Iceland) & South (Maori, New Zealand)

New Zealand – “Sungguh agama ini akan sampai ke penjuru bumi yang dilalui oleh malam dan siang. Allah tidak akan melewatkan satu pun kota dan pelosok desa, kecuali memasukkan agama ini ke daerah itu, dengan memuliakan yang mulia dan merendahkan yang hina. Yakni memuliakan dengan Islam dan merendahkannya dengan kekufuran.” (H.R. Imam Ibnu Hibban dalam kitab Shahih-nya 1631, 1632)

Hadits di atas disampaikan oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wassalam beberapa ratus tahun yang lalu, jauh sebelum Islam berkembang pesat sampai hari ini. Agama terakhir yang diturunkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala melalui beliau, nyatanya terbukti menjadi agama terbesar kedua di dunia saat ini. Perkembangan agama Islam tidak hanya berada di Timur Tengah, namun juga sampai ke Dunia Nusantara, yakni wilayah geografis terbesar sebelum era modern.

Menurut Peter Bellwood, seorang arkeolog dari Australia dalam bukunya ‘Man’s Conquest of the Pacific. The Prehistory of Southeast Asia and Oceania’ tahun 1978, beliau menyatakan bahwa Dunia Nusantara merupakan wilayah yang luas mulai dari timur Rapa-nui (Pulau Paskah) sampai dengan barat Madagaskar dan dari utara Pulau Pekan Taiwan & Kepulauan Hawaii (berasal dari kata ‘Hava-iki’ atau ‘Little Java’ untuk mengenang tanah air leluhur orang Polinesia) sampai dengan selatan New Zealand (‘Aotearoa’ dalam bahasa Maori).

Wilayah ini ditempati oleh kelompok keluarga Nusantarian yang disebut juga ‘Malayo-Polinesian’ atau ‘Austronesian’. Orang-orang Austronesia umumnya memiliki perawakan yang mirip, yakni warna kulit sawo matang atau coklat, rambut bergelombang, dan celah mata yang kurang atau tidak ada sama sekali. Begitu juga dalam segi bahasa, orang-orang Austronesia memiliki kemiripan kata satu sama lain, contohnya adalah bahasa Indonesia dan bahasa Maori:

Indonesia                   Maori

– Dua                           – Rua

– Lima                         – Rima

– Ikan                          – Ika

– Buah                         – Hua

– Telinga                     – Taringa

Kemiripan bahasa inilah yang membuat penulis akhirnya mengenal seorang wanita mualaf berasal dari suku Maori, yakni suku Polinesia yang datang ke New Zealand pada tahun 1250 Masehi. Berawal dari pertemuan di salah satu acara budaya tahun 2015, wanita Maori ini akhirnya bercerita mengenai budaya Maori dan proses pencarian Tuhannya sampai memutuskan untuk memeluk agama Islam. Islam menurutnya, merupakan agama yang paling sejalan dengan budaya Maori karena melalui Islam, nilai budaya Maori diyakini semakin meningkat dan mampu menghidupkan kembali ajaran nenek moyangnya mengenai Tuhan Yang Maha Esa.

Menurut nenek moyang orang Maori, ‘Io Matua Kore’ atau pencipta dunia memiliki banyak nama atau sifat, seperti layaknya 99 Nama atau Sifat Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam Islam. Nama ‘Io Matua te Kore’ sendiri memiliki arti ‘parentless’ atau tidak memiliki orang tua, sehingga sangat dekat dengan sifat Allah Subhanahu wa Ta’ala, Al-Ahad yang disebutkan dalam Q.S. Al-Ikhlas ayat 4 bahwa, “Dia tidak beranak dan tiada pula-diperanakkan.”

Contoh sifat lainnya adalah ‘Io Matangaro’ yang memiliki arti ‘hidden faces’ atau wajah tersembunyi yang tidak dapat dilihat oleh ciptaannya, sehingga sangat dekat dengan sifat Allah Subhanahu wa Ta’ala, Al-Bathin atau ‘Yang Tersembunyi’ yang disebutkan dalam Q.S. Al-Hadid ayat 3 bahwa, “Dialah yang Awal dan yang Akhir, yang Zhahir dan yang Bathin, dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.”

Dalam hal spiritualitas, suku Maori juga memiliki ritual ‘Karakia’, yakni semacam praktik shalat dan doa dalam Islam, sehingga tidak heran berdasarkan banyaknya kemiripan, banyak pula orang Maori yang memeluk agama Islam beberapa tahun terakhir ini. Namun, alasan yang paling kuat bagi dirinya untuk memeluk agama Islam adalah karena wanita Muslim memiliki kedudukan yang mulia dan dihormati dalam Islam. Sebagaimana hadist Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wassalam yang mengatakan bahwa:

“Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap istrinya dan aku adalah yang paling baik terhadap istriku.” (H.R. Tirmidzi dalam Ash-Shahihah: 285)

Berdasarkan cerita di atas, maka penulis tidak heran mengapa Islam dapat berkembang pesat sampai ke ujung selatan Dunia Nusantara sekalipun karena sesuai dengan hadist yang diriwayatkan oleh Imam Ibnu Habban sebelumnya bahwa Islam memuliakan yang mulia dan merendahkan yang hina.

Oleh karena itu, Maqna.id sebagai tour organizer yang peduli dengan pengetahuan dan nilai baik, inshaa Allah ingin mengajak Anda untuk mengunjungi keluarga Austronesia kita di New Zealand, yakni suku Maori untuk mempelajari dan mencari hikmah melalui tour yang inspiratif dan penuh makna di mana sejalan dengan slogan kami, yakni Traveling with Meaning.

Untuk informasi lebih lanjut, Anda dapat mengunjungi link berikut ini: https://maqna.id/index.php/paket-tour-new-zealand/. Terima kasih.

*Ingin lebih mengenal Muslim Maori, nonton video dari Al Jazeera TV, ‘Ramadan North and South’ berikut ini: https://www.youtube.com/watch?v=V3mOf8Xh0dY

Penulis:

Arifa Fiqria

Maqna.id – Traveling with Meaning | Paket Tour New Zealand

Categories:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *